Siapa yang tidak mengetahui Guru BK (Bimbingan dan Konseling)? Dulu nama Guru BK sering terdengar dengan nama Guru BP (Bimbingan Penyuluhan). Guru BP dulu dikenal guru yang identik dengan masalah siswa atau kenakalan peserta didik. Setiap ada permasalahan yang dialami peserta didik apapun masalahnya ujungnya adalah ruang Guru BP.
Seiring berjalannya waktu, dan perkembangan di dunia pendidikan Guru BP kemudian berubah menjadi Guru BK. Pegiat-pegiat ilmu dan para ahli bimbingan konseling mulai mempopulerkan sebutan Guru BK sahabat siswa (peserta didik) dan seperti artinya BK (Bimbingan dan Konseling) tidak hanya mengentaskan permasalah kenakalan peserta didik saja dengan konseling tapi disana juga ada ilmu “bimbingan” yang berarti membimbing serta mendapingi potensi potensi yang dimiliki peserta didik.
Peran guru BK disekolah tidak bisa diangap sebagai pelengkap saja. Tentunya dengan dukungan sistem yang lain peran orang tua, walikelas, guru mapel (mata pelajaran), kesiswaan serta kepala sekolah untuk menjadikan peserta didik tumbuh berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Banyak yang berpikir guru BK itu tidak penting. Padahal adanya guru BK di sekolah sangatlah penting dalam keberhasilan setiap siswa agar menjalin proses pendidikan disekolah dengan baik, membentuk karakter siswa, membantu mengetahui dan mengembangkan kemampuan siswa dan memberikan konseling pada siswa agar terpecahnya suatu masalah yang dialami siswa dan juga memberi bantuan kepada guru lain. Dengan demikian layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilaksanakan oleh semua guru atau sembarangan guru.
Namun demikian, hingga saat ini jika kita bertanya pada siswa “Apa yang ada dalam pikiranmu tentang guru BK?” biasanya mereka akan menjawab “Guru BK tuh GALAK”. Tidak hanya siswa bahkan warga di luar ataupun di dalam sekolah masih ada yang beranggapan bahwa “guru BK galak” dan sering menghukum.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Stigma terhadap seorang guru BK yang galak bisa terjadi karena beberapa hal. Salah satunya adalah cara penyampaian yang kurang tepat seorang guru BK terhadap peserta didiknya, sehingga sering kali siswa salah menangkap maksud dari sikap tegas seorang guru BK tersebut, atau karena kurangnya pemahaman dari warga sekolah tentang peran dan fungsi BK. Hal tersebut tentunya dapat berdampak serius dalam relasi antara siswa dan guru BK.
Oleh karena itu peran seluruh warga sekolah pun sangat penting untuk menyelaraskan BK sahabat siswa. Banyak siswa yang menganggap guru BK sebagai polisi sekolah dan bertugas menangani anak-anak yang bermasalah, memotong rambut siswa, melakukan razia hp atau sepatu dan sebagainya.
Hal seperti ini tidak seharusnya menjadi tugas guru BK karena bertentangan dengan tujuan layanan BK yang tertulis dalam Permendikbud no. 111 tahun 2014 yaitu:
Tujuan umum layanan BK adalah membantu peserta didik untuk mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya
Tujuan khusus adalah membantu peserta didik agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya; merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir; mengembangkan potensinya seoptimal mungkin; menyesuaikan diri dengan lingkungan; mengatasi hambatan atau kesulitan dalam kehidupannya; mengaktualisasi diri secara bertanggung jawab.
Dengan demikian bisa diartikan bahwa seorang guru BK punya peran yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik serta membantu siswa mengenali dan mengembangkan potensi dalam dirinya. Bukan hanya sekedar mengatasi kenakalan peserta didik. Selain itu guru BK juga harus memiliki sikap yang ramah dan mengayomi. Seorang guru BK yang baik harus terlebih dahulu nmemahami peran dan fungsinya secara benar. Dengan demikian guru BK dapat dengan tepat mengenali dan memahami sifat serta karakter peserta didik secara menyeluruh, yang mana pada akhirnya akan dapat memberikan bimbingan dan konseling dengan cara yang tepat. Jika semua fungsi guru BK dapat diterapkan dengan baik, hal ini dapat memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan kemandirian siswa.
0 Comments